Masuk kelas IPA 1 hingga menjadi ketua OSIS di Sekolah
Matahari mulai memancarkan sinarnya di upuk timur, menandakan pagi sudah datang. Aku bergegas untuk berangkat ke sekolah, kugendong tas hitam pemberian dari bibi karena aku berprestasi di kelas X.
Oh iya, Perkenalkan namaku Aldi Reihan, aku merupakan salah satu siswa sekolah menengah atas (SMA) di kaki gunung karang, kabupaten Serang Provinsi Banten.
Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah pasca libur panjang kenaikan kelas. Hari ini adalah hari pertama ku masuk di kelas XI IPA 1. Banyak orang bilang bahwa kelas IPA 1 merupakan kelas excellent atau kelas yang luar biasa, Setiap Siswa rangking 1 dan siswa berprestasi berkumpul.
Kesan pertama masuk kelas ini begitu aneh, kuperhatikan satu persatu siswa yang ada di kelas tampaknya mereka memegang buku pelajaran dan siap untuk mengikuti pelajaran. Sejak duduk di masa SMA, aku kurang begitu suka dengan buku, yang aku suka adalah diskusi di warung kopi.
Saat pelajaran pertama dimulai, semua siswa aktif bertanya dan diskusi di kelas tanpa terkecuali aku. Aku yang mulai beradaptasi dengan lingkungan kelas yang serius belajar.
Bel istirahat berbunyi, ku mulai berkenalan dengan teman kelasku, beberapa ada yang suka dengan pelajaran fisika, biologi, matematika bahkan ada yang menyukai semua mata pelajaran IPA. Ada siswa yang aktif di OSIS (organisasi siswa intra Sekolah), nah ku mulai obrolan dengan dia. Rasa penasaranku dengan OSIS pun semakin tinggi, ingin rasanya masuk OSIS dan belajar berorganisasi.
Masa pendaftaran pengurus OSIS telah tiba, banyak teman kelasku yang masuk organisasi itu. Katanya organisasi itu mengajarkan tentang bagaimana Siswa menjadi disiplin dan organisatoris. Alhamdulillah setelah masa seleksi, namaku masuk dalam daftar pengurus OSIS.
Singkat cerita, Ada pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS. Aku pun memberanikan untuk mencalonkan diri menjadi salah satu kandidat Ketua OSIS. Dengan berbekal keinginan dan tekad yang kuat aku pun memberanikan dirinya untuk menjadi ketua OSIS.
"De, kalo Aldi nyalon ketua OSIS bagaimana?" Tanyaku pada teman sebangku. Sebut saja namanya Dede.
"Silakan saja di, saya bantu dukung" jawab temanku.
Setelah mendengar jawaban itu, tiba-tiba semangatku meningkat. Aku mendapat dukungan dari teman sebangku, semoga teman di kelas, angkatan dan lainnya mendukungku menjadi ketua OSIS. Bagiku ketua OSIS itu merupakan sebuah bekal awal untuk menjadi pemimpin di masa yang akan datang. cita-citaku ingin menjadi kepala desa, jadi aku belajar dulu di sekolah agar ketika sudah besar siap untuk menjadi kepala desa.
Pendaftaran Calon Ketua OSIS pun dibuka, aku memberanikan diri untuk maju. Aku pun mengajak teman sebangku untuk menjadi calon wakil ketua OSIS, ia pandai baris berbaris dan mengatur organisasi. So nanti aku bisa didampingi oleh orang hebat, jadi bisa bagi tugas ketika sudah menjadi ketua OSIS nantinya.
Ada 3 Pasangan kandidat pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS, salah satunya adalah aku. melihat kedua pasangan kandidat lainnya, aku merasa pesimis untuk menang. Kedua pasangan kandidat lainnya merupakan siswa yang berpengalaman mengikuti OSIS. Sedangkan aku? Ah sudahlah tidak penting siapa aku di masa lalu, yang penting adalah aku punya niatan untuk menjadi orang yang lebih baik dan belajar untuk menjadi pemimpin. Setiap kandidat pasangan diberikan kesempatan untuk kampanye ke kelas kelas, kampanye berlangsung aman. aku bersyukur banyak siswa yang mendukungku untuk menjadi ketua OSIS. Bahkan diantara mereka ada yang bilang spontan akan memenangkan Aldi pada saat pemilihan nanti. Alhamdulillah kepercayaan dan dukungan semakin banyak. Semoga mereka konsisten terhadap pilihannya itu. Aamiin.
Masa pemilihan umum pun tiba, para kandidat calon ketua dan wakil ketua OSIS duduk di tempat yang telah disediakan panitia. Melihat bagaimana proses pemilihan dilakukan, satu persatu siswa berdatangan melakukan pencoblosan surat suara. Seketikdatang sekumpulan siswa menghampiri tempat aku duduk, salah satu dari mereka bertanya kepadaku.
"Di, nomor berapa?" Tanya seseorang.
"Nomor satu" jawabku dengan rasa percaya diri agar meyakinkan mereka.
Setelah mendengar jawabanku, mereka berbondong-bondong menuju tempat pencoblosan. Entah nomor berapa yang mereka coblos, tapi aku percaya pilihan mereka adalah pilihan terbaik. Waktu pencoblosan telah selesai, para calon ketua dan wakil ketua OSIS diminta untuk pergi ke sebuah ruangan yang disediakan panitia agar tidak menyaksikan penghitungan suara.
Setelah selesai penghitungan suara, semua pasangan calon diajak panitia ke tempat pemilihan untuk pengumuman siapa yang terpilih untuk menjadi ketua dan wakil ketua OSIS periode satu tahun ke depan.
"Penghitungan suara telah selesai, suara terbanyak diraih oleh......(suara instrumen detak jantung)... " kata mc saat mengumumkan penghitungan suara.
Dag, Dig, Dug. Detak jantungku berdetak begitu cepat. Rasa penasaranku tak terbendung lagi, badan lelah pun tak dirasa. Hingga akhirnya hasilnya pun diumumkan.
"Suara terbanyak diraih oleh pasangan nomor urut satu, Aldi dan Dede" ucap mc dengan suara lantang. Badanku lemas seketika, rasa senang dan terharu bercanda dalam satu. Ucapan selamat berdatangan kepadaku, "Selamat menjadi ketua OSIS, semoga amanah" ucap seorang guru dengan penuh keyakinan kepadaku.
Satu pelajaran yang paling penting adalah setiap apa yang kamu lakukan harus diniatkan dan fokus terhadap apa yang diinginkan. Percayalah kamu akan mendapatkannya.
Komentar
Posting Komentar